Problematika Literasi Digital (Menjadi PR yang tak Kunjung Selesai)

Penulis : Samia Rambe (2250100004)
 

Perkembangan dunia pada era digital, pemuda yang dikenal sebagai kalangan melek teknologi, justru tidak ubahnya mesin ekonomi kapitalisme dengan munculnya tren startup dan teknologi keuangan, seperti bank digital dan uang digital (cryptocurrency, bitcoin, dsb.). Mereka juga terlibat dalam teknologi sesat dan melalaikan seperti game online, pinjaman online (pinjol), hingga judi online.

Akibatnya, berbagai pilihan pekerjaan yang makin beragam, tetapi makin dibatasi dengan keterampilan tertentu menjadikan startup pun menjadi idola anak muda beberapa tahun kebelakang hingga saat ini. Alasannya, generazi milenial memiliki ciri dan karakter yang khusus. Mereka lahir di era digital sehingga tak mengherankan ketika mereka memiliki relasi yang dekat, namun kompleks dengan media sosial dan teknologi. Karakter Generasi milenial yang menyukai lingkungan kerja yang memberikan fleksibilitas sangatlah sejalan dengan konsep rintisan usaha yang semakin marak di kalangan muda.

Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka buta aksara dan rendahnya tingkat literasi masyarakat. Indonesia adalah negara dengan tingkat literasi yang rendah. Menurut data dari UNESCO, tingkat literasi di Indonesia hanya sekitar 72%, yang berarti bahwa sekitar 28% dari penduduk Indonesia tidak bisa membaca atau menulis. Hal ini merupakan masalah yang serius karena literasi adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk membantu seseorang mencapai potensinya secara penuh dan menjadi warga negara yang produktif.

Selain itu, peningkatan literasi digital juga sudah semakin mendesak karena penggunaan internet dan gawai di Indonesia tergolong tinggi. Ada 202,6 juta pengguna internet di Indonesia dan 170 juta pengguna aktif di media sosial, dengan durasi penggunaan gawai rata-rata 8 jam 52 menit.

Namun, seiring dengan upaya peningkatan literasi digital, kita dihadapkan pada sejumlah problematika dan tantangan. Antara lain: infrastruktur, belum meratanya akses internet, hingga belum tuntasnya literasi dasar sebagian besar masyarakat kita. Lantas, bagaimana momentum meningkatkan literasi digital, terobosan apa yang mesti dilakukan? Apa sesungguhnya problematika dan tantangan dalam meningkatkan literasi digital kita? Ketika sebagian orang juga tidak memiliki akses ke perangkat digital, bagaimana mestinya Pemerintah menjangkaunya.

Literasi digital adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan efektif untuk mencari, menganalisis, mengevaluasi, dan menyebarkan informasi. Ini termasuk kemampuan untuk menggunakan peralatan digital, seperti komputer, tablet, dan ponsel, serta aplikasi dan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengakses, mengelola, dan menyimpan informasi. Literasi digital juga meliputi kemampuan untuk mengenali dan mengatasi masalah yang terkait dengan keamanan dan privasi online, serta mengevaluasi validitas dan relevansi informasi yang ditemukan di internet. Literasi digital sangat penting dalam era digital saat ini karena teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari dan menjadi alat yang penting dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, bisnis, dan komunikasi.

Kemampuan literasi digital yang baik akan membantu seseorang untuk beradaptasi dengan perubahan yang terus-menerus dalam dunia teknologi dan meningkatkan kesempatan untuk sukses dalam bidang yang terkait dengan TIK. Selain itu, masih banyak masyarakat yang kurang memahami manfaat dan cara menggunakan teknologi digital, sehingga tidak tertarik untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam hal ini. Pemerintah dan lembaga swasta telah mengambil tindakan untuk meningkatkan literasi digital di Indonesia melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan, namun masih diperlukan upaya yang lebih besar untuk mengatasi masalah ini secara menyeluruh. Lantas sebagai mahasiswa, apakah ada hal yang bisa kita lakukan untuk membantu meningkatkan index literasi digital berikut?

Sebagai mahasiswa, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kurangnya literasi digital:

  1. Pelajari dasar-dasar teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Ini bisa dilakukan dengan mengambil kelas atau kursus online yang mencakup topik-topik seperti pemrograman, desain web, dan analisis data.
  2. Belajar tentang keamanan dan privasi online. Ini sangat penting untuk menjaga informasi pribadi dan data yang digunakan dalam kuliah atau pekerjaan.
  3. Baca dan belajar dari sumber-sumber online yang valid. Belajar dari sumber-sumber yang dapat dipercayai dapat membantu Anda untuk mengevaluasi informasi yang ditemukan di internet.
  4. Belajar dari teman dan rekan. Tanyakan teman dan rekan Anda yang lebih berpengalaman tentang teknologi dan cara menggunakannya dengan efektif.

Point-point di atas adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan literasi digital sebagai mahasiswa. Kemudian untuk memperbaiki ini butuh revolusi ideologis. Seperti pesan Rasulullah saw. yang diriwayatkan Al-Hakim.

“Dari Ibnu Abbas, manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara, waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, hidupmu sebelum datang kematianmu.