Penulis : Maria Ulfah (2250100008)
Islam merupakan ajaran keselamatan Agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebab agama merupakan motivasi hidup dan kehidupan serta merupakan alat pengembangan dan pengendalian diri. Oleh karena itu, agama perlu diketahui, dipahami dan diamalkan oleh manusia agar dapat menjadi dasar kepribadian sehingga dapat menjadi manusia yang utuh.
Agama juga mengatur hubungan manusia, hubungan manusia dengan keselarasan, keseimbangan dan keserasian dalam hidup manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat dalam mancapai kemajuan lahiriyah, dan kebahagiaan rohaniyah. Namun kenyataan telah menunjukkan bahwa perubahan zaman yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu mengakibatkan perubahan sosial dengan semakin canggihnya teknologi komunikasi, tranportasi dan sistem informasi membuat perubahan masyarakat malaju dengan cepat.
Dalam menghadapi situasi demikian remaja memiliki jiwa yang lebih sensitif, yang pada akhirnya tidak sedikit para siswa terjerumus kepada hal-hal yang bertentangan dengan makna moral, norma agama, norma susila serta norma hidup di masyarakat karena lupa dengan apa yang dilakukan oleh pendahulu kita.
Pendidikan agama sangat berperan besar dalam membentuk sikap dan pribadi keagamaan individu atau anak didik, maka untuk mewujudkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional maka salah satu upaya yang cukup besar dan efektif adalah dengan melaksanakan pendidikan agama karena pendidikan agama memiliki jangkauan yang menyeluruh terhadap pembentukan seluruh aspek. Kehidupan manusia baik pembentuk fisik maupun psikis, juga mangacu pada terpenuhinya kebutuhan duniawi dan ukhrawi.
Berdasarkan atas apa yang telah disampaikan oleh syeh ali zaber pada ceramahnya bahwasanya kondisi islam pada zaman sekang adalah kondisi dimana ummat Islam sangat jauh dengan ajran islam itu sendiri. Fenomena sekarang yang banyak dijumpai pada kasus remaja diantaranya adalah pacaran merupakan hal yang sudah lumrah serta gaya pacaran yang sudah bebas seperti gaya pacaran orang barat, mereka beranggapan berhijab hanya untuk orang yang alim dan shlat juga bukan suatu kewajiban akan tetapi mereka branggapan orang yang melaksankan shalat adalah orang yang alaim, padahala sejatinya menutup aurat adala kewajian bagi ummat muslim yang perempuan dan tentunya shalat adalah kewajiban setiap muslim. Selain daripada itu gaya seks bebas sudah sangat familiar ataupun sudah dinormalisasi oleh sebgain besar orang, tentu hal ini sangan tidak sejalan dengan ajaran Islam itu sendiri.
Banyak aktivitas ataupun hal-hal yang sangat bertentangan dengan islam, apalagi zaman sekarang trend untuk memposting video yang berjoget-joget di platform seperti tiktok dan instgaram dan masih banyak lagi. Sehinga banyak yang kehilangan akal sehat dikarenakan mengikuti trend tanpa mepertimbangan ajaran islam serta etika yang ada.
Bukan tanpa sebab, hal ini terjadi lantaran didasari oleh tantangan globalisasi. Walaupun arus globalisasi bukan salah satu tantangan terberat dalam pendidikan agama islam, namun haruslah diperhatikan. Banyak penelitian menyebutkan bahwasanya arus globalisasi bukan salah satu tantangan terberat dalam pendidikan agama islam menjelma menjadi sesuatu hal yang menjadi tantangan. Namun di tengah derasnya arus globalisasi, haruslah tetap merujuk dan didasari oleh Al- Qur’an dan hadist dan ijma’ qiyas.
Era globalisasi saat ini bisa di bilang telah mengubah orientasi dari pendidikan agama islam. Maka dari itu perlu adanya pengoptimalan yang sangat signifikan melalui banyak sekali upaya yang strategis dan memperkokoh sumber daya umat islam dalam berbagai aspek yang harus ditanamkan ketika globalisasi ini terjadi maka pendidikan Islam ini meningkat dan setidaknya nilai-niali agamis, akhlak, dan moralitas tetap ditanamkan bukan semakin menurun bahkan hilang.
Tantangan globalisasi merupakan suatu kondisi dari akibat modernisasi yang terjadi. Maka selanjutnya tantangan itulah yang menggugah semangat dan tekad kita untuk bisa lebih meningkatkan bagaimana cara memecahkan suatu masalah tersebut. Mengenai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan islam mengalami penurunan fungsi karena pendidikan islam lebih pada aspek spiritual.
Apakah ini benar ataukah salah? Jika permasalahannya seperti ini secara logika aspek moralitas, spiritual, dan ilmu pengetahuan teknologi dikuasai oleh seseorang maka hasilnya akan terasa dan semuanya bisa dilakukan. Namun, yang dipermasalahannya lagi supaya perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi ini lepas dari nilai-nilai agama yang jadi masalahanya.
Maka dari itu, solusi dari yang namanya ilmu antara ilmu pengetahuan dan teknologi penting dan sebisa mungkin harus dikuasi oleh setiap individu. Sehingga nantinya mampu bersaing dalam tingkat globalisasi. Intinya tidak ketinggalan dari segi IPTEK.
Mengenai globalisasi awalnya demokratisasi ini ditujukan terhadap sistem yang otoriter. Namun sekarang, merembah ke dunia pendidikan. Maka apa jadinya? Ketika pendidikan ini dipelopori oleh pengusaha dalam berbisnis dalam dunia pendidikan. Maka dari itu makna dari demokrasi ini yang berubah. Dan untuk dekadensi moral merupakan perubahan, penurunan nilai-nilai yang ada pada diri kita. Perubahan ini disebabkan oleh adanya globalisasi di era sekarang.
Di era globalisasi sudah tidak ada lagi pembatas antara budaya-budaya lain dengan budaya kita. Kita hidup di era globlalisasi ini hidup berdampingan dengan mudah. Maka dari itu, solusinya harus bisa memilih atau memfilter nilai-nilai budaya yang memang kurang baik dan harus difilter dengan budaya-budaya islam harus tetap kita jaga agar tidak mengalami penurunan. Misalnya melalui internet, televisi, ataupun media sosial lainnya.
Untuk solusi yang dapat lakukan oleh lembaga-lembaga atau instansi mengenai dunia pendidikan, janganlah pernah takut melakukan sebuah pembaharuan dan menyelesaikan masalah persoalan antara ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum itu disandingkan secara bersama agar tercipta generasi yang berakhlakul karimah dan ilmu pengetahuan dan teknologi secara tinggi.
Pada era globalisasi, sistem pendidikan islam mengalami banyak tantangan atas perubahan zaman. Merebaknya gejala globalisasi ini berdampak negatif dalam segala sendi kehidupan manusia. Permasalahan pendidikan Islam di Indonesia sebagai akibat dari globaliasi di antaranya adalah: Pertama, lemahnya wawasan kekinian dan masa depan, sehingga kemampuan memberi respon kepada tantangan dan tuntutan sangat miskin. Kedua, kebanyakan masih terbatas pada mempertahankan yang baik dari masa silam dan belum membuka diri untuk mengambil yang baru dan yang lebih baik.
Sehingga dari hal tersebut menimbulkan pemikiran-pemikiran konservatif terhadap hal-hal yang lebih baik pada era modernisasi dan globalisasi. Oleh karenaitu, dalam menghadapi era globalisasi menurut A. Malik Fadjar, terdapat tiga tantangan besar yaitu mempertahankanhasil-hasil yang telah dicapai, mengantisipasi era global, dan melakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional.
Pendidikan Islam dalam menghadapi perkembangan zaman tidak dapat menempatkan diri pada posisi strategis, bahkan cenderung mempertahankan pola lama. Malah, pendidikan Islam sering dituduh sebagai sistem pendidikan yang konservatif dan konvensional, sehingga umat Islam tidak bisa berharap banyak akan lahirnya inovasi-inovasi baru.
Syaidina Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, karena mereka hidup bukan di jamanmu”. Dari kutipan tersebut, dapat dijelaskan bahwa system pendikan harus fleksible dan dituntut mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan Zaman. Pendidikan sendiri memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi, pendidikan tidak mungkin mengabaikan proses globalisasi yang telah menjadi keniscayaan untuk mewujudkan masyarakat global. Melalui pendidikan Islam yang bermutu dan berkualitas harus mampu melahirkan dan membangun generasi muslim yang tangguh, pendidikan yang mampu menguasai, bukan dikuasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus melakukan reformasi pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih menyeluruh dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global demokratis, menuju terwujudnya masyarakat yang modern.
Periode modern adalah periode dimana Bangsa Barat mengalami kebangkitan. Kebangkitan Bangsa Barat bermuara pada khazanah ilmu pengetahuan dan metode berpikir yang dikembangkan umat Islam, yakni rasional.