WIFI KONSELING BEASISWA JURNAL PERPUSTAKAAN TRACER STUDY PENGADUAN WISUDA SIAKAD PMB ARTIKEL PENGUMUMAN BERITA
Penelitian Pengembangan : Tahapan Dan Model Penelitian Research And Development (R&D) – Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan

Penelitian Pengembangan : Tahapan Dan Model Penelitian Research And Development (R&D)

Penulis : Sarah Auliyah Nst (2450600039) & Dr. Eka Sustri Harida, M.Pd.

PENDAHULUAN

Penelitian pengembangan adalah jenis penelitian yang memiliki tujuan utama menciptakan atau meningkatkan suatu produk yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Berbeda dengan penelitian deskriptif atau eksperimen yang fokus pada pengujian teori atau variabel, penelitian R&D berorientasi pada hasil konkret dan aplikatif.

Dalam dunia pendidikan, R&D digunakan untuk mengembangkan alat bantu belajar seperti modul, media pembelajaran interaktif, perangkat evaluasi, dan lain sebagainya. Desain penelitian adalah kerangka yang digunakan untuk melaksanakan penelitian. Menurut Jhon W. Creswell, (2009) desain penelitian adalah rencana dan prosedur penelitian yang mencakup pengambilan keputusan mulai dari asumsi luas hingga metode pengumpulan dan analisis data yang terperinci, masuk akal, dan memiliki urutan penyajiannya. Karena itu, setiap penelitian harus mencakup prosedur penelitian. Penggunaan prosedur pada setiap penelitian sangat bergantung pada tujuan penelitian dilakukan. Secara umum, prosedur penelitian meliputi langkah-langkah penelitian, teknik pengumpulan, analisis, dan interpretasi data.

Prosedur ilmiah ini menjadi primadona karena memberikan kepastian dalam aktivitas penelitian berupa produk atau model. Hal demikian dirasakan oleh salah satu pakar penelitian pengembangan yang bernama Ulrich & Eppinger (2012), yang mengatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan salah satu alternatif untuk menjawab pertanyaan penelitian melalui pengembangan konsep produk. Menurutnya, produk atau model yang dihasilkan dirancang berdasarkan analisis kebutuhan pasar, diujicobakan dan dievaluasi. Dengan adanya analisis kebutuhan, maka produk atau model dapat menjawab pertanyaan penelitian.(Waruwu, 2024). Untuk menghasilkan model pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan progresif, maka upaya menginovasi dan mengkreasi pembelajaran secara berke lanjutan menjadi penting. Dalam konteks inilah penelitian pengembangan merupakan solusi yang sistematis, objektif, dan komprehensif untuk dijadikan dasar dalam menghasilkan suatu pembelajaran yang berkualitas seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.(Ainin, 2013). Oleh sebab itu suatu penelitian perlu sebuah model penelitian agar penelitian tersebut kreatif.

Metode R&D memiliki peran krusial dalam mendorong kemajuan di berbagai sektor. Secara khusus, dalam dunia bisnis, R&D seringkali menjadi mesin inovasi yang mengarah pada pengembangan produk baru, peningkatan efisiensi proses, dan penemuan solusi yang dapat menguntungkan perusahaan. Dalam konteks akademis, R&D juga berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang mendasar dan menghadirkan pengetahuan baru yang dapat diterapkan di berbagai bidang kehidupan. Pentingnya metode R&D tidak hanya terletak pada pencapaian hasil konkret, tetapi juga pada proses pembelajaran dan adaptasi terhadap perubahan. Dengan mengintegrasikan elemen-elemen kreativitas, risiko terkontrol, dan analisis yang cermat, metode R&D menjadi landasan bagi terciptanya inovasi dan kemajuan di berbagai sektor kehidupan.(Sugiono, 2013). Artikel ini mengulas secara singkat tentang metode penelitian pengembanga R&D beserta tahapan-tahapan yang harus dilakukan dan model yang dihasilkan.

A. PENGERTIAN R&D

Penulis mengambil beberapa pengertian penelitian pengembangan dari beberapa ahli. Menurut Borg dan Gall (1983), penelitian pengembangan adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Produk tersebut dapat berupa bahan ajar, perangkat lunak pembelajaran, strategi mengajar, atau kebijakan pendidikan(Ruhansih, 2017). R&D berbeda dengan penelitian biasa karena fokusnya bukan hanya pada pencarian jawaban dari pertanyaan riset, melainkan juga pada penciptaan solusi konkret. Sugiyono (2009:407) berpendapat bahwa, metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan metode survey atau kualitatif) dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keektifan produk tersebut digunakan metode eksperimen (Okpatrioka Okpatrioka, 2023). Metode tersebut terbukti bias menghasilkan produk yang bersifat analisis dan keefektifan produk dapat berfungsi di masyarakat luas.

Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years). Penelitian Hibah Bersaing (didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi), adalah penelitian yang menghasilkan produk, sehingga metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan. Produk yang ditemukan bisa berupa model, pola, prosedur, sistem. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan.

Produk-produk pendidikan yang dihasilkan dapat berupa kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk model pembelajar tertentu, model unit produksi, model manajemen, sistem pembinaan pegawai, sistem penggajian dan lain-lain (Daniel & Harland, 2018). Sukmadinata (2008:190), mengemukakan penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Produk yang dihasilkan bisa berbentuk software, ataupun hardware seperti buku, modul, paket, program pembelajaran ataupun alat bantu belajar. Penelitian dan pengembangan berbeda dengan penelitian biasa yang hanya menghasilkan saran-saran bagi perbaikan, penelitian dan pengembangan menghasilkan produk yang langsung bisa digunakan.(Okpatrioka Okpatrioka, 2023). Para ahli banyak mengemukakan penelitian pengembangan dapat menghasilkan produk dan membuat produk yang bermanfaat bagi pelajar, guru, dan masyarakat.

B. CIRI-CIRI PENELITIAN PENGEMBANGAN

Terkait ciri-ciri penelitian pengembangan peneliti mngambil dari beberapa ahli, Borg and Gall (1989) menjelaskan empat ciri utama, yaitu:

  • Studying Research Findings Pertinent to The Product to be Develop
    Pada tahap ini peneliti melakukan studi atau penelitian awal untuk mencari temuan-temuan penelitian terkait dengan produk yang akan dikembangkan.
    Penelitian awal dapat dilakukan dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitiatif, ataupun kedua-duanya. Untuk mengahasilkan analisis yang matang dan akurat, dianjurkan menggunakan mixed method dalam pengumpulan dan analisis data. Penelitian awal ini dimaksudkan untuk mengakaji kebutuhan yang akan dipenuhi dan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian dan pengembangan. Kebutuhan dapat bersumber dari berbagai masalah yang dihadapi, baik secara individu, kelompok perserta didik maupun kelembagaan, misalnya: masalah tentang merosotnya nilai-nilai moralitas, maka kebutuhannya adalah tersusunnya sebuah model pendidikan yang mampu menjaga atau mengembangkan nilai-nilai moralitas.
  • Developing the product base on this findings
    Setelah jelas kebutuhan apa yang penting untuk segera dipenuhi, pada tahap ini peneliti dituntut untuk mencari literatur terbaru yang relevan dengan kebutuhan dan masalah yang sudah berhasil teridentifikasi pada tahp sebelumnya, Pada tahap ini jenis penelitian yang relevan lebih ke Library Reseacrh atau penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang medalam untuk mencari berbagai konsep dan teori untuk memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi pada tahap pertama. Dengan kata lain, penelitian ini digunakan untuk mengkritisi model yang sudah ada (bila ada), dan memformulasikan model baru.
    Pada tahap ini peneliti juga melakukan validasi pakar dari model yang sudah dikembangan. Validasi pakar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: teknik Focus Group Discussion (FGD) dan Teknik Delphi. FGD dilakukan dengan mengadakan diskusi secara langsung dengan berbagai pakar yang saling bertemu dalam sebuah forum. Sementara Teknik Delphi dilakukan dengan konsultasi atau diskusi dengan mendatangi satu per satu pakar yang masing-masing tidak saling bertemu. Kekuatan bisa dilakukan secara bersama-sama, yaitu teknik Delphi lebih dulu baru FGD, atau hanya menggunakan salah satunya.
  • Field testing it in the setting where it will be used eventually
    Pada tahap ini dilakukan uji coba produk di dalam seting atau situasi senyatanya di mana produk tersebut nantinya digunakan. Uji coba ada dua tahap, yaitu: uji cob terbatas dan uji coba lebih luas. Uji coba dilakukan untuk mengukur apakah produk yang dihasilkan efektif atau tidak. Hasil uji coba bisa ada beberapa kemungkinan, yaitu: (1) produk memang tidak efektif, maka konsekuensinya kegiatan pengembangan produk bisa dihentikan atau dilakukan revisi yang agak masif, (2) produk efektif, namun ada beberapa hal yang perlu direvisi, (3) produk sudah efektif dan langsung bisa didediminasikan.
  • Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage
    Pada tahap ini peneliti melakukan revisi produk untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam tahap- tahap uji lapangan. Revisi produk dapat dilakukan dua kali, yaitu: setelah selesai uji coba secara terbatas dan revisi setelah uji coba lebih luas. Revisi juga bisa langsung ke produknya atau pada metode pengoperasian produk. Sebagai contoh, bila produknya berupa modul, maka revisi bisa pada isi modulnya atau pada metode implementasi modul.

Keempat tahap tersebut merupakan gambaran besar dalam melakukan penelitian pengembangan. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik maka peneliti harus melewati keempat tahap tersebut. Adapun bidang kajian penelitian dan pengembangan menurut Sumarno (dalam Ghufron, 2011) meliputi organisasi dan manajemen, pembiayaan, mutu/pembelajaran, dan guru. Masalah-masalah di bidang organisasi dan manajemen yakni terkait metodologi pengubahan perilaku sistemik organisasi pendidikan, meliputi debirokratisasi struktural, demokratisasi kultural, dan profesionalisme interaksional(Rustamana et al., 2024). Untuk masalah-masalah di bidang pembiayaan pendidikan yakni meliputi model pembiayaan sekolah/ satuan pendidikan, model penggajian guru, model pendanaan masyarakat, dan model beasiswa. Sementara masalah-masalah yang terkait bidang mutu pembelajaran antara lain meliputi implementasi kurikulum, efektivitas kinerja program (akselerasi, unggulan, pengembangan kultur, ujian akhir), dan model-model pembelajaran aktif dan berbasis budaya. Sedangkan masalah-masalah di bidang guru antara lain meliputi model diklat yang efektif, model LPMP yang efektif sebagai pusat pengembangan karier guru, model peningkatan insentive atau kesejahteraan guru, dan advokasi profesi (Sumarni, 2019). Maka, peneliti harus melewati tahap-tahap yang diperlukan agar penelitian bias terselesaikan sampai akhir.

C. TAHAP-TAHAP R&D

Padah sub-bagian ini peneliti mengambil beberapa tahap penelitian R&D menurut beberapa ahli. Menurut ahli Borg & Gall (1983:775) mengembangkan 10 tahapan dalam mengembangkan model, yaitu:

  • Research and information collecting, termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, pengukuran kebutuhan, penelitian dalam skala kecil, dan persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian.
  • Planning, termasuk dalam langkah ini menyusun rencana penelitian yang meliputi merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, desain atau langkah-langkah penelitian dan jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas.
  • Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung. Contoh pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi.
  • Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam skala terbatas, dengan melibatkan 1 sampai dengan 3 sekolah, dengan jumlah 6-12 subyek. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau angket.
  • Main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diuji coba lebih luas.
  • Main field testing, biasanya disebut ujicoba utama yang melibatkan khalayak lebih luas, yaitu 5 sampai 15 sekolah, dengan jumlah subyek 30 sampai dengan 100 orang. Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif, terutama dilakukan terhadap kinerja sebelum dan sesudah penerapan ujicoba. Hasil yang diperoleh dari ujicoba ini dalam bentuk evaluasi terhadap pencapaian hasil ujicoba (desain model) yang dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan demikian pada umumnya langkah ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen.
  • Operational product revision, yaitu melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil ujicoba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap divalidasi.
  • Operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah dihasilkan. Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 samapi dengan 200 subyek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan analisis hasilnya. Tujuan langkah ini adalah untuk menentukan apakah suatu model yang dikembangkan benar-benar siap dipakai di sekolah tanpa harus dilakukan pengarahan atau pendampingan oleh peneliti/pengembang model.
  • Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final).
  • Dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan produk/model yang dikembangkan kepada khalayak/masyarakat luas, terutama dalam kancah pendidikan. Langkah pokok dalam fase ini adalah mengkomunikasikan dan mensosialisasikan temuan/model, baik dalam bentuk seminar hasil penelitian, publikasi pada jurnal, maupun pemaparan kepada skakeholders yang terkait dengan temuan penelitian.

Berdasarkan 10 tahapan diatas, maka perlu diperhatikan lagi bahwa penelitian pengembangan R&D ini memiliki ciri khas nya sendiri. Setiap langkah memiliki tahapan yang terstruktur dan teliti. Peneliti juga menemukan bahwa ada 7 langkah yang harus dilalui, dimana setiap langkah memiliki hubungan keterkaitan antara satu dengan yang lainnya hal ini dikemukakan oleh Hoge, Tondora, Maarreli (2005:533-561) dimana langkah tersebut adalah :

  • Menetapkan tujuan (Defining the Obyectives), termasuk dalam langkah ini adalah tujuan penyusunan model, alat untuk menganalisa model, siapa yang akan mengaplikasikan model, dan apakah model tersebut cocok untuk dilaksanakan saat ini.
  • Mencari dukungan sponsor (Obtain the Support of a Sponsor), kegiatan ini menyangkut masalah pendanaan dalam rangka penyusunan model, selain itu juga mencari orang-orang yang akan terlibat dalam penyusunan dan pengembangan model.
  • Mengembangkan dan mengimplementasikan komunikasi dan rencana pendidikan (Develop and Implement a Communication and Education Plan), tahap ini adalah mengembangkan komunikasi dengan berbagai pihak yang akan terlibat dalam penyusunan dan juga merencanakan pengetahuan tentang model melalui studi teori dan studi model yang telah dikembangkan.
  • Perencanaan metode (Plan the Methodology), yaitu menyusun metode yang akan digunakan untuk menyusun model.
  • Mengidentifikasikan model dan menyusun model (Identify the model and Create the Model), hal ini mencakup pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan model dengan terlebih dahulu mengidentifikasikan unsur, prosedur dan tujuan akhir dari penyusunan model.
  • Mengaplikasikan model (Apply the Model), tujuan dalam tahapan ini adalah menguji model yang sudah disusun, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan.
  • Evaluasi dan memperbaiki model (Evaluate and Uptodate the Model), dari hasil pengaplikasian model perlu dinilai apakah model yang sudah dikembangkan bisa diaplikasikan, dan mungkin perlu ada penambahan dan pengurangan agar model lebih baik, dan jika sudah diidentikasi kekurangan dan kelebihannya, maka model perlu diperbaiki sebagai produk akhir.

Dari ketujuh langkah diatas peneliti dan calon peneliti yang ingin menggunakan metode pengembangan R&D dapat dengan mudah mengerti dan paham cara mengerjakannya.

D. MODEL PENELITIAN PENGEMBANGAN

Ada beberapa model penelitian dan pengembangan dalam bidang pendidikan, antara lain model Sugiyono dan model Borg and Gall. Secara ringkas kedua model tersebut diuraikan sebagai berikut.

  • Model Sugiyono
    Menurut Sugiyono (2009), langkah-langkah penelitian dan pengembangan terdiri dari 10 langkah sebagai berikut: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Ujicoba produk, (7) Revisi produk, (8) Ujicoba pemakaian, (9) Revisi produk, dan (10) Produksi masal. Secara skematik langkah-langkah tersebut ditunjukkan pada gambar berikut. Langkah-langkah tersebut secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.
    • Potensi dan Masalah Penelitian berawal dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah juga bisa dijadikan sebagai potensi, apabila dapat mendayagunakannya. Masalah akan terjadi jika terdapat penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui penelitian dan pengembangan dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.
    • Mengumpulkan Informasi Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date, selanjutnya dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep- konsep atau landasan-landasan teoretis yang memperkuat suatu produk, khususnya yang terkait dengan produk pendidikan, misal produk yang berbentuk model, program, sistem, pendekatan, software dan sebagainya. Di sisi lain melalui studi literatur akan dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut.
    • Desain Produk Produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan ada banyak macamnya. Untuk menghasilkan sistem kerja baru, harus dibuat rancangan kerja baru berdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan – kelemahan terhadap sistem tersebut. Disamping itu dilakukan penelitian terhadap unit lain yang dipandang sistem kerjanya bagus. Selain itu harus mengkaji referensi mutakhir yang terkait dengan sistem kerja yang modern berikut indikator sistem kerja yang baik. Hasil akhir dari kegiatan ini berupa desain produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain ini masih bersifat hipotetik karena efektivitasya belum terbukti, dan akan dapat diketahui setelah melalui pengujian-pengujian. Desain produk harus diwujudkan dengan gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya, serta akan memudahkan pihak lain untuk memahaminya.
    • Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai keunggulannya.
    • Perbaikan Desain ditemukan desain tersebut, berikut Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
    • Uji coba Produk Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dahulu. Tetapi harus dibuat terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan produk tersebut yang diujicoba. Pengujian dapat dilakukan dengan ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan efesiensi sistem kerja lama dengan yang baru.
    • Revisi Produk Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa kinerja sistem kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan.
    • Uji coba Pemakaian Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam operasinya sistem kerja baru tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.
    • Revisi Produk Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelebihan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja.
    • Pembuatan Produk Masal Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk mengubah sampah menjadi bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila berdasarkan studi kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan ligkungan memenuhi. Jadi untuk memproduksi pengusaha dan peneliti harus bekerja sama.

    Dari 10 langkah yang dipaparkan oleh sugiyono, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan memerlukan banyak proses dan atahapan agar sebuah produk atau penelitian bias berfungsi dan berguna untuk masyarakat.

  • Model Borg and Gall
    Menurut Borg dan Gall (1989), penelitian R & D dalam pendidikan meliputi sepuluh langkah, yakni: (1) Research and Information colletion, (2) Planning, (3) Develop Preliminary form of Product, (4) Preliminary Field Testing, (5) Main Product Revision, (6) Main Field Testing, (7) Operational Product Revision, (8) Operational Field Testing, (9) Final Product Revision, dan (10) Disemination and Implementasi. Secara ringkas langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall diuraikan sebagai berikut.
    • Research and Information collection (penelitian dan pengumpulan data)
      Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi literatur, penelitian skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan. Untuk melakukan analisis kebutuhan ada beberapa kriteria yang terkait dengan urgensi pengembangan produk dan pengembangan produk itu sendiri, juga ketersediaan SDM yang kompeten dan kecukupan waktu untuk mengembangkan.Adapun studi literatur dilakukan untuk pengenalan sementara terhadap produk yang akan dikembangkan, dan ini dilakukan untuk mengumpulkan temuan riset dan informasi lain yang bersangkutan dengan pengembangan produk yang direncanakan. Sedangkan riset skala kecil perlu dilakukan agar peneliti mengetahui beberapa hal tentang produk yang akan dikembangkan.
    • Planning(perencanaan)
      Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan- kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.
    • Develop Preliminary form of Product (pengembangan draft produk awal)
      Langkah ini meliputi penentuan desain produk yang akan dikembangkan (desain hipotetik), penentuan sarana dan prasarana penelitian yang dibutuhkan selama proses penelitian dan pengembangan, penentuan tahap-tahap pelaksanaan uji desain di lapangan, dan penentuan deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian. Termasuk di dalamnya antara lain pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi.
    • Preliminary Field Testing (uji coba lapangan awal)
      Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas, yaitu melakukan uji lapangan awal terhadap desain produk, yang bersifat terbatas, baik substansi desain maupun pihak-pihak yang terlibat. Uji lapangan awal dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh desain layak, baik substansi maupun metodologi. Misal uji ini dilakukan di 1 sampai 3 sekolah, menggunakan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket. Pengumpulan data dengan kuesioner dan observasi yang selanjutnya dianalisis.
    • Main Product Revision (revisi hasil uji coba)
      Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji lapangan terbatas. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji coba lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih pada evaluasi terhadap proses, sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat perbaikan internal.
    • Main Field Testing (uji lapangan produk utama)
      Langkah ini merupakan uji produk secara lebih, meliputi uji efektivitas desain produk, uji efektivitas desain (pada umumnya menggunakan teknik eksperimen model penggulangan). Hasil dari uji ini adalah diperolehnya desain yang efektif, baik dari sisi substansi maupun metodologi. Contoh uji ini misal dilakukan di 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 subjek. Pengumpulan data tentang dampak sebelum dan sesudah implementasi produk menggunakan kelas khusus, yaitu data kuantitatif penampilan subjek uji coba (guru) sebelum dan sesudah menggunakan model yang dicobakan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding.
    • Operational Product Revision (revisi produk)
      Langkah ini merupakan penyempurnaan produk atas hasil uji lapangan berdasarkan masukan dan hasil uji lapangan utama. Jadi perbaikan ini merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan yang lebih luas dari uji lapangan yang pertama. Penyempurnaan produk dari hasil uji lapangan lebih luas ini akan lebih memantapkan produk yang dikembangkan, karena pada tahap uji coba lapangan sebelumnya dilaksanakan dengan adanya kelompok kontrol. Desain yang digunakan adalah pretest dan posttest. Selain perbaikan yang bersifat internal. Penyempurnaan produk ini didasarkan pada evaluasi hasil sehingga pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
    • Operational Field Testing (uji coba lapangan skala luas/uji kelayakan)
      Langkah ini sebaiknya dilakukan dengan skala besar, meliputi uji efektivitas dan adaptabilitas desain produk, dan uji efektivitas dan adabtabilitas desain melibatkan para calon pemakai produk. Hasil uji lapangan berupa model desain yang siap diterapkan, baik dari sisi substansi maupun metodologi. Misal uji ini dilakukan di 10 sampai 30 sekolah dengan 40 sampai 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan hasilnya dianalisis.
    • Final Product Revision (revisi produk final)
      Langkah ini merupakan penyempurnaan produk yang sedang dikembangkan. Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yang dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir memiliki nilai “generalisasi” yang dapat diandalkan. Penyempurnaan didasarkan masukan atau hasil uji kelayakan dalam skala luas.
    • Disemination and implementation (Desiminasi dan implementasi)
      Langkah ini melaporkan produk pada forum-forum profesional di dalam jurnal dan implementasi produk pada praktik pendidikan. Penerbitan produk untuk didistribusikan secara komersial maupun free untuk dimanfaatkan oleh publik. Distribusi produk harus dilakukan setelah melaluiquality control. Disamping harus dilakukan monitoring terhadap pemanfaatan produk oleh publik untuk memperoleh masukan dalam kerangka mengendalikan kualitas produk.

Model penelitian dan pengembangan (R&D) menurut Borg dan Gall terdiri atas sepuluh langkah sistematis yang dirancang untuk menghasilkan produk pendidikan yang valid, efektif, dan dapat diimplementasikan secara luas. Proses ini dimulai dari analisis kebutuhan dan pengumpulan informasi, perencanaan, pengembangan produk awal, hingga serangkaian uji coba lapangan dengan revisi berkelanjutan. Setiap tahapan memiliki tujuan spesifik, mulai dari mengidentifikasi kebutuhan pengguna, mengembangkan produk yang sesuai, menguji efektivitas produk, hingga menyebarluaskan produk yang telah teruji secara ilmiah. Pendekatan ini menekankan pada evaluasi berkelanjutan—baik secara kualitatif maupun kuantitatif—serta melibatkan calon pengguna produk secara langsung untuk memastikan relevansi dan keberterimaan produk dalam konteks nyata. Dengan demikian, model ini menjadi panduan yang komprehensif dalam menghasilkan inovasi pendidikan yang berbasis riset dan dapat dipertanggungjawabkan.

PENUTUP

Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D) merupakan pendekatan penelitian yang bersifat sistematis dan bertahap, dengan tujuan utama menghasilkan produk tertentu yang valid, praktis, dan efektif untuk diterapkan dalam konteks nyata. Dalam bidang pendidikan, R&D memiliki peranan penting karena dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik. Melalui pendekatan ini, inovasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan zaman dapat dikembangkan secara terarah dan teruji. Salah satu model penelitian pengembangan yang paling banyak digunakan adalah model Borg and Gall, yang mencakup sepuluh tahapan utama. Tahapan-tahapan tersebut dimulai dari identifikasi potensi dan masalah, pengumpulan informasi awal, perancangan produk awal, validasi oleh para ahli, revisi produk awal, uji coba terbatas, revisi hasil uji coba, uji coba lapangan, revisi akhir produk, hingga diseminasi atau penyebaran produk. Setiap tahapan dirancang untuk memastikan bahwa produk yang dikembangkan tidak hanya relevan dan bermanfaat, tetapi juga dapat diterima oleh pengguna akhir secara optimal.

Tahapan awal seperti identifikasi masalah dan pengumpulan informasi sangat krusial untuk memastikan bahwa pengembangan dilakukan berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan. Perancangan produk awal kemudian disusun berdasarkan kajian teori dan hasil analisis kebutuhan, yang kemudian divalidasi oleh para ahli di bidangnya. Uji coba terbatas dilakukan untuk melihat sejauh mana produk dapat digunakan secara praktis, dan hasilnya menjadi dasar untuk melakukan revisi. Setelah melalui tahapan-tahapan ini, uji coba lapangan dilakukan dalam skala yang lebih luas untuk mengukur efektivitas produk secara menyeluruh. Model R&D ini tidak hanya memungkinkan pengembangan produk secara iteratif dan berkelanjutan, tetapi juga mendorong kolaborasi antara peneliti, praktisi, dan pengguna produk. Hasil akhirnya adalah produk yang telah melalui proses validasi ilmiah, uji praktikalitas, dan pengujian efektivitas, sehingga dapat diimplementasikan secara nyata dan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kualitas pembelajaran.

Secara keseluruhan, penelitian pengembangan merupakan metode yang relevan untuk menjawab tantangan dunia pendidikan yang dinamis. Dengan mengikuti langkah-langkah yang sistematis, R&D mampu menghasilkan inovasi yang berbasis kebutuhan, dapat diuji secara empiris, serta dapat direplikasi atau dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu, penelitian pengembangan layak menjadi salah satu pendekatan utama dalam pengembangan kurikulum, media pembelajaran, perangkat ajar, dan berbagai produk pendidikan lainnya.

Referensi

  • Ainin, M. (2013). Penelitian Pengembangan Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Okara, II, 95–110.
  • Daniel, B. K., & Harland, T. (2018). “Qualitative Data Analysis.” HigherEducation Research Methodology. Wahana Dedikasi Copyright@Dede Dwianysah Putra, 3(2), 98–110.
  • Okpatrioka Okpatrioka. (2023). Research And Development (R&D) Penelitian Yang Inovatif Dalam Pendidikan. Dharma Acariya Nusantara: Jurnal Pendidikan, Bahasa Dan Budaya, 1(1), 86–100. https://doi.org/10.47861/jdan.v1i1.154
  • Ruhansih, D. S. (2017). EFEKTIVITAS STRATEGI BIMBINGAN TEISTIK UNTUK PENGEMBANGAN RELIGIUSITAS REMAJA (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Nugraha Bandung Tahun Ajaran 2014/2015). QUANTA: Jurnal Kajian Bimbingan Dan Konseling Dalam Pendidikan, 1(1), 1–10. https://doi.org/10.22460/q.v1i1p1-10.497
  • Rustamana, A., Hasna Sahl, K., Ardianti, D., Hisyam, A., Solihin, S., Sultan, U., Tirtayasa, A., Raya, J., No, C., & Banten, S. (2024). Penelitian dan Pengembangan (Research & Development) dalam Pendidikan. Jurnal Bima: Pusat Publikasi Ilmu Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 2(3), 60–69. https://doi.org/10.61132/bima.v2i3.1014
  • Sugiono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Issue January).
  • Sumarni, S. (2019). Model Penelitian dan Pengembangan (R&D) Lima Tahap (Mantap). Riset & Pengembangan, 38.
  • Waruwu, M. (2024). Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D): Konsep, Jenis, Tahapan dan Kelebihan. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 9(2), 1220–1230. https://doi.org/10.29303/jipp.v9i2.2141