Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan
Telepon
(0634) 22080
E-Mail
pascasarjana@uinsyahada.ac.id
Alamat
Jl. T. Rizal Nurdin, Km. 4,5 Sihitang, Padangsidimpuan
Pendidikan Kesadaran terhadap Peserta Didik – Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan

Pendidikan Kesadaran terhadap Peserta Didik

Penulis : Alwi Fadli Trimala Tanjung (2350100043)
 

Pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia sebagai pengemban dan pelaku peradaban tidak dapat dielakkan, karena merupakan kumpulan proses pengembangan kemampuan dan perilaku yang berbasis pengalaman. Tahapan yang tidak kalah pentingnya dalam pendidikan adalah pemahaman yaitu kemampuan menangkap makna dan makna dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan tujuan nya adalah kesadaran belajar terhadap ilmu dan kesadaran untuk menerapkan apa yang dipelajari dalam kehidupannya.

Selanjuitnya seperti yang diketahui konsep pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran individu tentang diri mereka sendiri, lingkungan sekitar, serta masalah sosial, etika, dan nilai-nilai. Pendekatan seperti ini bertujuan untuk membentuk individu yang lebih sadar, bijaksana, dan bertanggung jawab dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Mengetahui konsep kesadaran nilai, bila dikaitkan dengan Pendidikan Agama Islam sangat penting untuk diketahui terlebih di era serba canggih saat ini dimana kemajuan -kemajuan tehnologi yang dapat mempermudah semua urusan manusia, baik sosial maupun idividual. Namun efek negatif yang dihasilkan oleh tehnologi terhadap peserta didik juga sangat berbahaya. Adanya moral remaja ditandai dengan Meningkatnya kenakalan remaja.

Kesadaran merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya dan adat istiadat. Maka secara garis besar Pendidikan kesadaran mencakup pemahaman diri, pemahaman tentang hubungan dengan orang lain, serta pemahaman tentang bagaimana tindakan dan keputusan kita memengaruhi dunia di sekitar kita. Ini berfokus pada pengembangan keterampilan seperti empati, introspeksi, pemecahan masalah, kritis, serta kemampuan untuk membuat pilihan etis.

Untuk mewujudkan pendidikan berkesadaran tersebut dibutuhkan pengelelolaan yang tepat. Seperti manajemen pendidikan berkesadaran sebagai model manajemen holistik. Pendidikan kesadaran dapat diterapkan dalam berbagai tingkatan dan konteks pendidikan, mulai dari pendidikan formal di sekolah hingga pendidikan informal di rumah dan masyarakat. Tujuannya adalah membantu peserta didik khususnya mengembangkan kesadaran diri mereka yang lebih dalam, pemahaman tentang kompleksitas dunia di sekitar mereka, dan kemampuan untuk bertindak secara positif untuk kebaikan diri sendiri dan masyarakat.

Selanjutnya jika diliat dari segi pengertian menurut Muchlisin Riadi, Kesadaran diri merupakan kondisi saat seseorang memberikan respons yang sesuai terhadap lingkungan dan sekitarnya, dia paham dan mengerti terhadap tempat dia berada, dimana ia tinggal, dan waktu saat itu, dan dia memahami dirinya secara utuh, baik dari sifat,karakter,emosi,perasaan pikiran,bahkan cara beradaftasi dengan lingkungan. Maka dalam kesadaran diri tersebut muncul dari diri seseorang, paham dan mengerti kondisi disekitarnya.

Maknanya pendidikan kesadaran itu sangat penting, lingkungan yang mendukung,dan stakeholder yang mendukung penuh terhadap pendidikan tersebut. tidak hanya sebatas mensalurkan atau mentransfer ilmu kepada peserta didik. Pendidikan kesadaran adalah proses mengarahkan dan membimbing dengan berbagai Upaya untuk menyadarkan peserta didik. Untuk menyadarkan peserta didik maka dibutuhkan aturan secara tertulis yang mengahasilkan sangsi untuk meningkatkan kesadaran peserta didik.2 Untuk itu pendidikan dalam membentuk kesadaran peserta didik harus didukung dengan aturan dan juga motivasi yang mengarah terhadap tujuan pendidikan tersebut.

Tak jarang kita lihat dilembaga pendidikan keagamaan misalnya pondok pesantren atau serupa dengan nya yang menerapkan system pendidikan penanaman ilmu pendidikan agama ibadah dan karakter peserta didik seperti pembiasaan sahaja. Namun tidak didukung dengan lingkungan dan manajemen pendidikan begitu juga stakeholder yang ada dilembaga tersebut, hanya bertumpu pada pembiasaan, hal ini tentu tidak maksimal dan mengarah terhadap kesdaran peserta didik.Tentunya dalam Pendidikan kesadaran terhadap peserta didik tidak cukup hanya dengan memberikan bimbingan dan aturan-aturan yang ada, harus didukung dengan lingkungan sekitarnya juga yang dapat meningkatkan kesadarannya.

Artinya Pendidikan kesadaran itu selain dari memberikan penanaman nilai nilai Pendidikan agama dan nilai-nilai karakter juga diperlukan, wadah atau lingkungan yang mumpuni yang dapat menikatkan kesadaran seseorang itu dengan sendirinya baik sarana maupun orang orang yang terlibat didalam wadah tersebut.

Juga menyatakan bahwa Pendidikan kesadaran tersebut juga dapat dipengaruhi dengan lingkungan nya. Dan juga dengan latar belakang seseorang itu yang dapat menghambat tujuan pendidikan kesadaran tersebut. Maka pengaruh latar belakang itu juga baik dari keluarga dan juga lingkungan menjadi salah satu penyebab tidak timbulnya kesadaran dalam diri seseorang.

Memang tugas dan tanggung jawab pendidikan bukanlah tugas guru semata melainkan tugas dan tanggung jawab semua masrarakat yang mendambakan kebahagiaan bersama. Bukan hanya kurikulum dan lingkungan yang harus disinkronkan dalam menanamkan pendidikan tersebut namun seluruh stakeholder yang berkaitan dengan tujun pendidikan itu sendri.

PENUTUP

Sebagai bagian penutup Pendidikan kesadaran adalah suatu pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan pemahaman, kesadaran diri, dan pengetahuan tentang berbagai aspek kehidupan, baik dalam konteks pribadi maupun sosialnya, wadah atau lingkungan yang mumpuni yang dapat menikatkan kesadaran seseorang itu dengan sendirinya baik sarana maupun orang orang yang terlibat didalam wadah tersebut. Sampe ia paham dan mengerti terhadap tempat dia berada, dimana ia tinggal, dan waktu saat itu, dan dia memahami dirinya secara utuh, baik dari sifat,karakter,emosi,perasaan pikiran,bahkan cara beradaftasi dengan lingkungan.

Referensi

  • Muhammad Imam Rosyadi, ‘Pendidikan Kesadaran Nilai Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam’, Al-Manar, 2018 .
  • Yahya Slamet and Maryatin Maryatin, ‘Pendidikan Hukum Islam : Di Pondok Pesantren Kesepuhan Raden Rahmat Gedong Banyubiru Untuk Meningkatkan Kesadaran Toleransi Dalam Fiqh Ibadah’, Borobudur Journal on Legal Services, 2022 .
  • A. Parasnia, ‘Penanaman Agama Dalam Pendidikan Model Full-Day School’, Skripsi, 2018.
  • Mustika Rachma Safitri, ‘Penanaman Pendidikan Karakter Berbasis Kesadaran Diri Dalam Lingkungan Keluarga’, Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan (SENASGABUD), 2018.
  • Desi Natalia Marpaung, Yudha Nur Iriyanti, and Diansanto Prayoga, ‘Analisis Faktor Penyebab Perilaku Buang Sampah Sembarangan Pada Masyarakat Desa Kluncing, Banyuwangi’, Preventif : Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2022 .