Jumat, 22 November 2024 Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan
Telepon
(0634) 22080
E-Mail
pascasarjana@uinsyahada.ac.id
Alamat
Jl. T. Rizal Nurdin, Km. 4,5 Sihitang, Padangsidimpuan
Kreativitas Versus Moralitas Tik-Tok Meresahkan Kaum Pelajar – Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan

Kreativitas Versus Moralitas Tik-Tok Meresahkan Kaum Pelajar

Penulis : Ahmad Yakmuri (2250100059)
 

Belakangan ini aplikasi tik-tok sedang menjadi trend sebagian besar usia muda,baik dari kalangan SD sampai kalangan mahasiswa dan tidak sedikit pula ibu- ibu muda yang terjangkit virus tersebut, aksi itu dilakukan dengan berbagai mancam peran mulai dari berjoget,acting,sampai mandi lumpur 24 jam demi untuk menjadi viral dan menghasilkan rupiah dari aksinya tersebut,tanpa disadari terkadang sudah melampaui batas sehingga berdampak buruk bagi kaum pelajar yang ikut-ikutan bergaya tanpa tau aturan dan batasannya.

Baru-baru ini majlis ulama kabupaten jember mengeluarkan fatwa nomor 02/MUI-Jbr/XI/2022 tentang tang joget pargoy yang kebiasaannya terdapat di dalam konten tik-tok dimana MUI jember mengharamkan hal tersebut karna joget pargoy mengandung gerakan erotis yang mempertontonkan aurat dan menimbulkan syahwat lawan jenis,joget pargoy atau parade goyang adalah video yang ramai di aplikasi tik-tok dan sekarang melebar di media sosial, pargoy dilakukan secara umum dan terbuka di iringi dengan musik kencang,yang diharamkan oleh MUI jember,meski sebenarnya pengharaman ini dari segi hukum bersifat dilematis.yang pasti kelahiran hukum ini berangkat dari keresahan melihat efek psikologis yang dimunculkannya sudah sampai merambat kepada pelajar sehingga para pelajar lebih candu bergoyang daripada belajar.

Terlepas dari dimensi hokum diatas, pada umumnya,secara psikologis,manusia ingin terlihat hebat,ingin mengendalikan sesuatu dan ingin punya teman banyak,salah satu dari banyak hal untuk menyalurkan kebutuhan tersebut secara positif,adalah dengan bermain tik-tok.

Artinya tik tok juga memiliki nilai positif selama dipergunakan secara tepat.akan tetapi yang terjadi adalah sebaliknya,malah kebanyakan para pengguna tik-tok ini terlena bahkan candu sehingga menjadi kesenangan yang baru dan bergeser dari manfaat yang semestinya.

Kesenangan yang baru berupa joget di depan layar handpone tersebut,pada level candu ternyata telah merenggut dunia nyata penggunanya,mereka telah membangun dunianya sendiri dan tidak lagi peka terhadap dunia sekelilingnya,di setiap kesempatan bahkan di moment ekstrim demi mendapatkan perhatian dari penonton dan berharap mendapat pujian dari pengguna yang lainnya ,dalam konteks ini kecanduan main tiktok tanpa sadar sudah meruntukan harkat dan martabat pengguna aplikasii tersebut.

Lebih bahaya lagi aplikasi ini sudah banyak yang mempertontonkan konten-konten yang tidak bermoral sehingga anak-anak yang belum mampu memilah dan memilih sudah terlebih dahulu menjadi korban dari konten tersebut yang seharusnya masih dalam tahap belajar sudah terbagi dengan kecanduan yang baru yaitu berjoget di depan layar handpon.mirisnya lagi,sebagian orangtua pun ikut serta mendukung aksi anak tersebut bahkan mengajari goyangan-goyangan tersebut tanpa disadari sangat merugikan bagi si anak, karna banya kegiatan yang lebih bermanfaat dan lebih menguntungkan selain menari di depan layar Handphone.

Mengikuti argument di atas penomena kecanduan bermain tik-tok bisa jadi di sebabkan oleh lingkungan sekitarnya disamping itu, teman- teman sepergaulannya juga mempertontonkan kebiasaan bermain tik-tok Bersama,menari Bersama sehingga menjadi suatu hal yang lumrah untuk di lakukan dimuka umum,hal ini secara tidak langsung dia merasa berada di alamnya.pada ahirnya seorang anak tidak bersalah,meskipun ia telah melakukan aksinya diluar batas hingga menjadi suatu kebiasaan yang berdampak kepada moral dan etika yang tidak mencerminkan seorang pelajar.

Beranjak dari Lingkaran Kecanduan

Sekali lagi,bermain tik-tok tidaklah salah.namun,jika sudah sampai melampaui batas lambat laun akan merusak etika seorang anak yang tentunya akan berdampak buruk untuk kehidupan sosialnya.keluar dari lingkaran tersebut memang tidaklah mudah,namun orang tua bisa mengarahkan kepada konten yang lebih bermanfaat yang lebih mendidik bagi si anak,karna tidak sedikit juga konten-konten mendidik lainnya di dalam aplikasi tersebut.

Diantaranya konten mengaji,berda’wah dan lainnya.terhusus kepada orang tua dan guru memberikan motivasi serta mengarahkan agar bisa beralih kepada konten yang baik-baik sehingga si anak tau mana batasan yang patut ditiru oleh seorang pelajar dan tau mana konten yang bermnfaat bagi dirinya sehingga kebiasaan yang selama ini lambat laun akan bertukar menjadi kebiasaan yang baik dan berguna untuk seluruh pemirsa tik-tok.