Pencarian WIFI KONSELING BEASISWA JURNAL PERPUSTAKAAN TRACER STUDY PENGADUAN WISUDA SIAKAD PMB ARTIKEL PENGUMUMAN BERITA
Tantangan dan Strategi Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah – Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan

Tantangan dan Strategi Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah

Penulis : Siti Aminah Lubis (2350100006)
 

Kurikulum Merdeka merupakan inisiatif untuk meningkatkan kesesuaian Pendidikan dengan kebutuhan zaman juga memberikan dampak yang signifikan terhadap madrasah. Namun proses impelmentasi di madrasah menghadapi tantangan yang unik dan memerlukan strategi yang tepat. Materi dan struktur kurikulum merdeka lebih sederhana, mendalam, mandiri, relevan dan interaktif dibandingkan kurikulum sebelumnya. Kurikulum Merdeka memungkinkan sekolah menerapkan model pembelajaran bersama secara berkelanjutan dan melakukan kegiatan berkelanjutan seperti penilaian berbasis proyek atau penilaian sumatif. Materi yang pilih berfokus pada materi yang relevan dan penting sesuai dengan tahapan perkembangan siswa. Yang terpenting, pembelajaran digunakan dan dirancang dengan cara yang menyenangkan.

Tujuan kurikulum merdeka adalah memberikan kebebasan kepada sekolah/madrasah dan guru dalam membuat dan melaksanakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa. Guru dan siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan pembelajaran. Selain itu, sangat disarankan agar satuan pendidikan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti dunia usaha. perguruan tinggi, profesional dan Masyarakat untuk melaksanakan pendidikan mandiri. Kurikulum Merdeka memiliki tiga ciri utama: fokus pada materi yang relevan untuk pembelajaran lebih dalam dan lebih banyak waktu untuk mengembangkan soft skill dan karakter siswa melalui pembelajaran kelompok dalam konteks nyata.

Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) memerlukan pemantauan dan evaluasi berkelanjutan untuk menilai keberhasilan dan mengatasi tantangan yang muncul. Inspeksi dilakukan oleh sekolah/madrasah dan instansi terkait dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan kurikulum yang diterapkan telah sesuai dengan visi dan tujuan sekolah/madres. Untuk menerapkan Kurikulum Merdeka secara efektif, guru harus mendapat pelatihan dan pengembangan yang sesuai. Program pelatihan dapat mencakup pemahaman konsep kurikulum Merdeka, strategi pembelajaran yang tepat, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dan penilaian berbasis kompetensi. Dukungan dan bimbingan yang berkelanjutan juga penting untuk memperkuat kemampuan guru dalam menerapkan kurikulum ini.

Penerapan kurikulum mandiri di madrasah menghadapi sejumlah tantangan yang harus diatasi. Berikut beberapa tantangan yang anda hadapi saat menerapkan kurikulum mandiri di sebuah madrasah.

  1. Kesiapan sumber daya manusia (pendidik). Tantangan pertama adalah kesiapan sumber daya manusia (pendidik). Dalam hal kurikulum Merdeka, sumber daya manusia dalam hal ini guru menjadi landasan utama penerapan kurikulum Merdeka. Sebab dalam hal ini guru berperan sebagai penggerak keberhasilan program Merdeka belajar, seperti pembelajaran berdiferensiasi, pelaksanaan proyek, penguatan profil Pancasila dan assessment pembelajaran, serta keberhasilan teknologi sebagai alat penunjang pembelajaran. Dalam kurikulum Merdeka, selain pengetahuan guru tidak hanya perlu memiliki pengetahuan akan mata pelajaran yang mumpuni, melainkan juga kemampuan sosial, beradaptasi dengan berbagai perubahan yang ada. Untuk membuat guru memiliki kemampuan yang mumpuni, sekolah wajib memiliki program-program untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan guru. Beberapa program tersebut, yaitu brainstorming di awal semester, in house training, workshop, kegiatan focus group discussion (FGD) antar guru, seminar-seminar, forum berbagi praktik baik, dan pemberdayaan jaringan program musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Kurikulum Merdeka mengharuskan guru untuk menjadi mentor dan fasilitator bagi keragaman siswa, mendiagnosa potensi siswa, serta memberikan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan capaian masing-masing siswa. Pendidik perlu siap dengan keleluasaan yang diberikan oleh Kurikulum Merdeka dan mampu membuat siswa menjadi pembelajar aktif yang mandiri.
  2. Perubahan pola pikir (mindset). Kurikulum Merdeka memperkenalkan perubahan mendasar dalam pendekatan pembelajaran. Guru perlu membuat cara berpikir umum dan kebiasan mengajar menjadi lebih fleksibel. Guru harus mampu membekali peserta didik dengan kompetensi, sikap dan kecakapan hidup yang diperlukan untuk menghadapi situasi yang selalu berubah. Selain itu, nilai-nilai agama juga harus diintegrasikan dalam implementasi kurikulum Merdeka.
  3. Pemahaman dan dukungan stakeholder. Penerapan kurikulum Merdeka memerlukan pemahaman dan dukungan berbagai stakeholder, termasuk kepala sekolah, guru, siswa, orangtua dan pihak yang terkait lainnya. Semua pihak harus memenuhi tujuan dan manfaat dari kurikulum Merdeka serta berkomitmen untuk mendukung implementasinya.
  4. Melaksanakan fungsi assesmen pembelajaran. Tantangan untuk menjalankan fungsi assesmen pembelajaran yang merupakan bagian terpadu dalam pembelajaran. Salah satu aspek penting yang sering diabaikan sekolah dalam mencapai tujuan penerapan kurikulum Merdeka adalah pelaksanaan assesmen pembelajaran. Saat ini evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh Sebagian guru pada umumnya masih terbatas dan terfokus pada evaluasi pembelajaran akhir/sumatif, padahal jika mengacu pada konsep evaluasi dan teori pembelajaran maka pelaksanaan evaluasi harus mencakup evaluasi awal, proses evaluasi (evaluasi dan pembelajaran) dan akhir pembelajaran (penilaian pembelajaran). Rangkaian proses penilaian juga merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan terpadu dalam pembelajaran, bersifat siklus dan tidak linier. Kerangka model penilaian menggambarkan bahwa komponen-komponen pembelajaran saling berkaitan; tujuan pembelajaran, kondisi awal peserta didik, proses pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran.

Dalam model siklus seperti itu, hasil evaluasi memberikan umpan balik kepada seluruh komponen pembelajaran, sehingga tercapai kualitas pembelajaran dan hasil yang optimal sesuai dengan konsep pembelajaran paradigma baru.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, beberapa strategi dapat diterapkan dalam pelaksanaan kurikulum Merdeka di madrasah. Berikut beberapa strategi yang dapat digunakan:

  1. Meningkatkan kompetensi pendidik. Pendidik harus mengembangkan kompetensinya sesuai dengan persyaratan kuirkulum Merdeka. Mereka sebaiknya terus belajar mandiri melalui platform Merdeka mengajar, webinar dan komunitas belajar. Selain itu guru juga dapat menggunakan meja bantuan untuk informasi lebih lanjut.
  2. Kolaborasi dengan mitra Pembangunan; guru dan pimpinan sekolah dapat berkolaborasi dengan mitra Pembangunan seperti Lembaga Pendidikan, komunitas atau organisasi lain untuk mendukung penerapan kurikulum Merdeka. Kolaborasi ini dapat membantu menyediakan sumber daya, pelatihan, dan dukungan lainnya.
  3. Identifikasi dan kembangkan strategi; penting untuk mengidentifikasi tantangan penerapan kurikulum Merdeka dan mengembangkan strategi yang tepat. Strategi tersebut harus terukur dan dapat mendukung keberhasilan penerapan kurikulum Merdeka dan peningkatan mutu pendidikan.

Penerapan kurikulum Merdeka di madrasah menawarkan peluang besar untuk meningkatkan mutu Pendidikan islam. Namun tantangan yang kompleks juga memerlukan strategi yang tepat untuk mengatasinya. Dengan pelatihan guru (pendidik) yang memadai, integrasi nilai-nilai islam yang kuat dan pengembangan sumber belajar yang tepat, madrasah dapat secara efektif menerapkan kurikulum Merdeka.

Referensi

  • Agus Akhmadi. 2023, Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah Ibtidaiyah, Andragogi : Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Vol. 11, No. 1, hlm. 34.
  • Abdul Fattah Nasution. 2023, Hambatan dan Tantangan Implementasi Kurikulum Merdeka di MTS Raudlatul Uluum Aek Nabara Labuhanbatu, Journal on Education , Vol. 05, No. 04, hlm. 17311.
  • Pijar Sekolah. 2024, 5 Tantangan Dalam Menerapkan Kurikulum Merdeka, https://pijarsekolah.id/blog/5-tantangan-dalam-menerapkan-kurikulum-merdeka/
  • https://kspstendik.kemdikbud.go.id/artikel/detail/tantangan-dalam-penerapan-kurikulum-merdeka