Minggu, 24 November 2024 Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan
Telepon
(0634) 22080
E-Mail
pascasarjana@uinsyahada.ac.id
Alamat
Jl. T. Rizal Nurdin, Km. 4,5 Sihitang, Padangsidimpuan
Pendidikan Karakter dalam Kurikulum Merdeka – Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan

Pendidikan Karakter dalam Kurikulum Merdeka

Penulis : Fauzan Hamidi (2350100054)
 

Pendidikan karakter telah menjadi fokus penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. Kurikulum Merdeka, yang diperkenalkan sebagai bagian dari upaya untuk memperbarui sistem pendidikan di Indonesia, menempatkan pendidikan karakter sebagai salah satu pilar utamanya. Kurikulum ini dirancang untuk menghasilkan siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan positif. Artikel ini akan mengulas secara lengkap bagaimana pendidikan karakter diterapkan dalam Kurikulum Merdeka, serta tujuan dan manfaatnya bagi perkembangan siswa.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang lebih fleksibel dan memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Kurikulum ini berfokus pada pengembangan kompetensi dasar, termasuk literasi dan numerasi, serta pembentukan karakter. Dalam Kurikulum Merdeka, pendidikan karakter tidak hanya disisipkan dalam mata pelajaran tertentu tetapi diintegrasikan dalam seluruh proses pembelajaran.

Tujuan utama pendidikan karakter dalam Kurikulum Merdeka adalah untuk membentuk siswa yang memiliki nilai-nilai moral dan etika yang baik, mampu berpikir kritis, kreatif, dan berintegritas tinggi. Pendidikan karakter ini bertujuan untuk:

  1. Mengembangkan Kepribadian yang Positif: Membantu siswa mengembangkan sikap dan perilaku yang positif, seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, dan peduli terhadap sesama.
  2. Membentuk Kebiasaan Baik: Melalui pembiasaan sikap dan perilaku yang baik dalam keseharian, siswa diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Meningkatkan Keterampilan Sosial: Membantu siswa belajar berinteraksi dengan orang lain secara baik dan efektif, serta menghargai perbedaan.
  4. Menanamkan Nilai-Nilai Kebangsaan: Mengajarkan siswa untuk mencintai tanah air dan menghargai budaya serta nilai-nilai luhur bangsa.

Pendidikan karakter dalam Kurikulum Merdeka diimplementasikan melalui berbagai strategi, di antaranya:

  1. Integrasi dalam Mata Pelajaran: Pendidikan karakter diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran, dengan cara menyisipkan nilai-nilai karakter dalam materi pembelajaran. Misalnya, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, siswa diajarkan tentang pentingnya berkomunikasi dengan sopan dan menghargai pendapat orang lain.
  2. Kegiatan Ekstrakurikuler: Kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, olahraga, seni, dan organisasi siswa menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai karakter seperti kerjasama, kepemimpinan, dan disiplin.
  3. Pembiasaan dan Keteladanan: Sekolah menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembiasaan sikap positif, seperti budaya antre, budaya bersih, dan kegiatan rutin seperti upacara bendera. Guru dan staf sekolah juga diharapkan menjadi teladan dalam berperilaku.
  4. Proyek Profil Pelajar Pancasila: Melalui proyek ini, siswa diajak untuk terlibat dalam kegiatan yang mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata, seperti proyek lingkungan, kegiatan sosial, dan lain-lain.

Selain itu, guru memegang peran sentral dalam implementasi pendidikan karakter. Guru tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai pembimbing dan teladan bagi siswa. Beberapa peran guru dalam pendidikan karakter antara lain :

  1. membimbing dan memotivasi siswa
  2. menciptakan lingkungan yang positif
  3. menjadi teladan

Pendidikan karakter dalam Kurikulum Merdeka adalah upaya penting untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan positif. Dengan integrasi pendidikan karakter dalam seluruh aspek pembelajaran, diharapkan siswa dapat tumbuh menjadi individu yang berakhlak mulia, berpikiran kritis, dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara. Implementasi yang efektif membutuhkan peran aktif dari semua pihak, termasuk guru, sekolah, orang tua, dan masyarakat luas.