Penulis : Muhammad Ro’yi Al Fadhili Nasution (2250100006)
Di era zaman milenial kini peserta didik kehilangan seorang figur untuk dijadikan sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari karena hal ini dianggap sangat dibutuhkan. Cerminan akhlak seorang guru seharusnya di praktekkan untuk di guguh pengikutnya. baik dari segi perkataan, perbuatan serta tingkah laku didalam lingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat. Guru sebagai figur keteladanan bisa sebagai perantara keberhasilan untuk menbentuk sikap spritual serta sikap sosial kepada peserta didik.
Di zaman era modren sekarang ini guru banyak bertabur bagaikan jamur sangkin banyaknya dan banyak diantara mereka yang mengangap bahwasanya profesi guru hanya sebagai formalitas yang mentransformasikan ilmu pengetahuan saja. Guru dizaman sekarang ini banyak melampiaskan emosi kepada peserta didik dengan cara marah-marah secara tiba-tiba, gaya pakaian yang tidak sesuai norma guru serta cara komunikasi yang tidak ada menggambarkan bahwasanya dirinya adalah guru.
Dalam proses pembelajaran pengaruh ketauladanan guru berjalan secara terus menyabung. Dengan demikian, guru sudah seharusnya memelihara dan mempraktekkan adab dan tugasnya sebagai muaddib. Guru sebagai pembimbing dan pendidik sudah seharusnya dapat memberikan contoh yang baik dalam dirinya sendiri dan jangan hanya menyampaikan pengaharahan serta nasehat saja tanpa dilaksanakan. Zaman sekarang ini banyak peserta didik yang kehilangan figur untuk dijadikan model dalam pembentukan karakternya, bahkan dizaman sekarang ini masih banyak peserta didik yang menjadikan model-model menjadi figur mereka sehingga peserta didik mecontoh segala gaya hidup model-model tersebut. Posisi guru didalam dunia pendidikan, didalam proses belajar mengajar guru tidak bisa digantikan oleh elemen lain didunia ini. Fungsi guru dipandang sangat penting bagi bangsa yang sedang membangun peradaban, guru yang mengetahui tugasnya dan melaksanakannya dengan capaikan sempurna maka bisa menjadikan peserta didik menjadi insan yang paripurna.
Keteladan guru merupakan hal yang sangat fundamental dalam proses pembelajaran, sebab guru adalah figur yang dijadikan panutan. Sering terucap dalam dunia kehidupan sehari-hari yang terkenal dari filosofi jawa oleh Ki Hajar Dewantara Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mbangun Kasa, Tut Wuri Handayani. Didepan memberikan keteladanan, di tengah membangun kehendak, serta dibelakang senantiata memberikan dorongan semangat. Seorang guru tidak saja memiliki pengetahuan tetapi seorang guru diharapkan memiliki keteladanan.
Seiring berjalannya waktu, kenakalan remaja merupakan salah satu penyebab para remaja tidak menemukan tauladan dalam hidupnya. Krisis keteladanan guru didasari atas berbeda dalam memahami mindset ilmu pengetahuan, berbeda dengan mindset ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw yaitu pola pikir yang menentukan tindakan dan tindakan akan mengarahkan kita makin mendekat dengan impian serta cita-cita yang diharapkan.
Berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan dapat dilihat bersama peserta didik mengalami krisis figur keteladanan. Hal tersebut dapat dilihat banyaknya tayangan dimedia sosial, ditengah-tengah masyarakat yang kurang menonjolkan sebagai figur keteladanan, tayangan ditelevisi atau dimedia sosial didominasi dengan tayangan hiburan, komedi serta acara gosip. Dalam masa krisis figur keteladanan seorang pendidik atau guru harus sadar untuk sebagai peran didalam figur keteladanan. Pendidik atau guru memiliki peran penting untuk pembinaan akhlak Islami peserta didik, keteladanan adalah sebuah cara dalam pendidikan Islam yang sangat manjur untuk diterapkan guru dalam proses belajar mengajar. Karena, dengan adanya figur keteladanan sehingga memberikan dampak bagi individu pada kebiasaan hidup yang diterakan dalam tingkah laku dan sikap.
Guru merupakan istrumen utama didalam pendidikan. Siswa adalah gambaran kualitas dari seorang guru mengajar, guru yang berkualitas maka dapat menghasilkan siswa yang berkualitas. Guru untuk diguguh, ditiru dengan segala tingkah lakunya baik didalam perkataan maupun perbuatannya, guru yang baik adalah guru yang memiliki profesionalitas dalam mendidik. Agama Islam memposisikan pendidik setingkat dengan Rasul. Al-Syawki bersyair berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru hampir saja merupakan seorang Rasul.
Nabi Muhammad Saw dalam proses pendidikan kepada ummat dan sahabatnya secara penuh mencurahkan proses tarbiyah kepada pengikutnya sepanjang hayatnya. Hal ini dapat dilihat bagaimana metode-metode dalam mengajarkannya. Tujuannya agar pendidik tidak hanya mengetahui metode yang dipakai oleh Rasulullah tetapi lebih dari itu untuk mengetahui mindset dan sikap beliau.
Kualitas keteladanan guru merupakan hal yang paling utama. Dalam sebuah ideom nusantara terdapat kalimat guru kencing berdiri murid kencing berlari. Ideom ini menggabarkan keteladanan guru menetukan keadaan murid, secara konferhensif dengan keteladanan sangat dibutuhkan dalam segala keadaan dan segala lingkungan. Karakteristik diera zaman sekarang ini yang perlu dimiliki guru untuk dijadikan sebagai sumber ketalaudanan yaitu. (1) memiliki sifat tawadhu’, (2) ketakwaan, (3) keikhlasan, (4) kekayaan ilmu pengetahuan, (5) sopan dan (6) amanah dalam segala kegiatan.
Salah satu bentuk pendidikan yang mujarab serta efesien sehingga menjadikan peserta didik yang memiliki sikap sosial dan spritual yang baik adalah dengan keteladanan. Maksud dari semua ini adalah untuk memberi contoh yang baik bagi anak didik karenapendidikan dengan menggunakan cara ketaladanan dapat memberikan dampak kepada peserta didik. Sebagai pendidik setiap kita dituntut untuk mejadikan keteladana dalam proses mendewasakan anak didik.