WIFI KONSELING BEASISWA JURNAL PERPUSTAKAAN TRACER STUDY PENGADUAN WISUDA SIAKAD PMB ARTIKEL PENGUMUMAN BERITA
Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dalam Pembelajaran di Pendidikan Dasar – Pascasarjana UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dalam Pembelajaran di Pendidikan Dasar

Penulis : Pefriani (2550600001) ; Dr. Eka Sustri Harida, M.Pd.

PENDAHULUAN

Era Revolusi Industri 5.0 hadir sebagai respon terhadap Revolusi Industri 4.0 yang menekankan otomatisasi dan digitalisasi dalam berbagai sektor kehidupan. Jika pada Revolusi 4.0 fokusnya adalah pada teknologi dan efisiensi, maka Revolusi 5.0 menghadirkan kolaborasi antara teknologi canggih dan sentuhan kemanusiaan (human-centered technology). Dalam konteks pendidikan, terutama di tingkat pendidikan dasar, perkembangan ini menuntut guru untuk tidak hanya menjadi penyampai pengetahuan, tetapi juga fasilitator yang mampu mengintegrasikan teknologi dalam proses belajar-mengajar dengan tetap memperhatikan aspek emosional, sosial, dan karakter peserta didik. Dengan demikian, revolusi industri 5.0 mendorong dunia pendidikan untuk menciptakan pembelajaran yang seimbang antara kecanggihan teknologi dan penguatan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga peserta didik dapat berkembang secara holistik sebagai individu yang cerdas, berkarakter, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Permasalahan utama yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah kesenjangan dalam pemanfaatan teknologi dan kesiapan tenaga pendidik dalam mengintegrasikan ICT secara efektif. Artikel ini ditulis untuk menjelaskan bagaimana Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) berperan dalam memperkuat pembelajaran di pendidikan dasar, menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, serta membentuk profil pelajar yang adaptif terhadap tantangan global. Selain itu, tulisan ini juga memaparkan berbagai bentuk penerapan ICT dalam pembelajaran dan tantangan yang dihadapi dalam implementasinya di sekolah dasar.

KAJIAN LITERATUR
1. Pengertian dan Ruang Lingkup

Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) merupakan seperangkat teknologi yang mencakup perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, serta sistem digital yang digunakan untuk mengumpulkan, mengelola, menyimpan, memproses, dan menyebarkan informasi secara elektronik. Menurut UNESCO (2023), ICT dalam pendidikan berperan sebagai sarana untuk memperluas akses terhadap pengetahuan, meningkatkan efisiensi pembelajaran, serta mendorong inovasi pedagogis di berbagai jenjang pendidikan. Dengan demikian, pemanfaatan ICT dalam pendidikan menjadi kunci penting untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih efektif, inklusif, dan inovatif dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman.

Dalam konteks pendidikan dasar, ICT tidak hanya berfungsi sebagai media bantu pembelajaran, tetapi juga sebagai fasilitator dalam pengembangan kompetensi abad ke-21, seperti literasi digital, kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi. Pemanfaatan teknologi seperti komputer, internet, proyektor, televisi edukatif, serta aplikasi pembelajaran digital (misalnya Google Classroom, Wordwall, dan Canva for Education) dapat membantu guru menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif, menarik, dan bermakna bagi peserta didik.

Ruang lingkup penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dalam pendidikan dasar mencakup empat aspek utama yang saling berhubungan dan berperan penting dalam mendukung tercapainya pembelajaran yang efektif dan inovatif. Pertama, ICT sebagai media pembelajaran berfungsi membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran melalui penggunaan multimedia interaktif. Dengan adanya perangkat seperti komputer, proyektor, video pembelajaran, dan aplikasi edukatif, proses belajar menjadi lebih menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan gaya belajar siswa. Media berbasis ICT memungkinkan integrasi antara teks, gambar, suara, dan animasi yang dapat meningkatkan motivasi serta memperdalam pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan.

Kedua, ICT berperan sebagai sumber belajar yang membuka akses luas bagi guru dan siswa untuk memperoleh berbagai informasi serta referensi digital. Melalui internet dan berbagai platform pembelajaran daring, siswa dapat belajar secara mandiri dan mengeksplorasi pengetahuan di luar buku teks. Guru pun dapat memanfaatkan berbagai sumber seperti e-book, video edukasi, dan laman pendidikan untuk memperkaya bahan ajar. Dengan demikian, ICT membantu menumbuhkan kemandirian belajar dan literasi digital sejak dini.

Selanjutnya, ICT juga berfungsi sebagai alat manajemen pembelajaran yang mendukung kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Guru dapat menggunakan platform digital seperti Google Classroom, Microsoft Teams, atau Learning Management System (LMS) untuk membagikan materi, memberikan tugas, serta melakukan penilaian secara daring. Melalui sistem ini, kegiatan administrasi pembelajaran menjadi lebih efisien dan transparan, sementara siswa memperoleh umpan balik dengan cepat dan akurat.

Terakhir, ICT berperan sebagai sarana komunikasi dan kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua dalam ekosistem pendidikan digital. Komunikasi dapat terjalin melalui berbagai media seperti grup WhatsApp, e-mail, dan platform pembelajaran daring yang memudahkan penyampaian informasi terkait kegiatan belajar. Selain itu, ICT juga memungkinkan siswa untuk berkolaborasi dalam proyek kelompok, berdiskusi, dan saling berbagi ide melalui media digital. Dengan demikian, penerapan ICT tidak hanya memperkuat proses pembelajaran, tetapi juga menumbuhkan keterampilan sosial dan kolaboratif yang penting dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital.

Dengan pemanfaatan ICT secara optimal, proses pembelajaran menjadi lebih fleksibel, tidak terbatas oleh ruang dan waktu, serta lebih responsif terhadap kebutuhan belajar siswa yang beragam. Hal ini sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berdiferensiasi dan penguatan profil pelajar Pancasila.

2. Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dalam Pembelajaran di Pendidikan Dasar

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) telah memberikan pengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Di tingkat pendidikan dasar, ICT memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang lebih efektif, interaktif, dan berpusat pada peserta didik. Pemanfaatannya tidak lagi terbatas pada penggunaan perangkat seperti komputer dan proyektor, melainkan telah mencakup berbagai media digital, aplikasi pembelajaran, serta platform daring yang menunjang proses belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas.

Salah satu manfaat utama ICT adalah meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran. Dengan bantuan teknologi, guru dapat menyampaikan materi dengan cara yang lebih menarik, konkret, dan efisien. Misalnya, penggunaan video edukatif, simulasi, dan animasi membantu siswa memahami konsep yang abstrak dengan lebih mudah. Selain itu, kegiatan seperti penilaian, presensi, dan pemberian tugas dapat dilakukan secara digital, sehingga waktu pembelajaran menjadi lebih efisien dan guru dapat lebih fokus dalam mengembangkan kompetensi siswa.

ICT juga berperan dalam meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa. Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan interaktif melalui aplikasi seperti Kahoot, Quizizz, dan Wordwall yang menerapkan konsep gamification, yaitu pembelajaran berbasis permainan. Dengan suasana belajar yang menyenangkan, siswa lebih aktif, antusias, dan termotivasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar.

Selain itu, ICT memperluas akses terhadap sumber belajar. Dahulu, siswa hanya mengandalkan buku teks dan penjelasan guru. Kini, dengan adanya internet, mereka dapat menjelajahi berbagai sumber seperti e-book, video pembelajaran, simulasi, serta bahan ajar dari berbagai negara. Guru juga dapat memanfaatkan platform seperti Rumah Belajar, Google Classroom, dan YouTube Edu untuk memperkaya materi ajar. Hal ini mendorong tumbuhnya rasa ingin tahu, kemampuan literasi digital, serta semangat belajar mandiri pada diri siswa. Dapat disimpulkan, pemanfaatan ICT dalam pembelajaran tidak hanya memperluas wawasan siswa, tetapi juga menumbuhkan kemandirian belajar, kreativitas, dan kemampuan literasi digital yang penting untuk menghadapi tantangan abad ke-21.

Selanjutnya, ICT memfasilitasi pembelajaran yang beragam dan inklusif. Guru dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan memberikan sumber belajar, kegiatan, dan penilaian yang disesuaikan dengan kemampuan serta minat siswa. Dengan cara ini, setiap peserta didik mendapatkan kesempatan belajar yang adil dan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

ICT juga mempermudah evaluasi dan pemantauan hasil belajar. Melalui aplikasi seperti Google Forms, Microsoft Forms, atau Learning Management System (LMS), guru dapat mengelola penilaian formatif maupun sumatif secara lebih cepat, akurat, dan objektif. Data hasil belajar siswa dapat dianalisis untuk mengetahui perkembangan mereka, sehingga guru dapat memberikan umpan balik yang tepat dan segera memperbaiki strategi pembelajaran.

Lebih jauh lagi, penerapan ICT membantu menumbuhkan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis (critical thinking), kreativitas (creativity), kolaborasi (collaboration), komunikasi (communication), dan literasi digital (digital literacy). Melalui penggunaan teknologi, siswa belajar mencari informasi yang valid, bekerja sama dalam proyek daring, berkomunikasi secara efektif, serta menggunakan perangkat digital secara etis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, penerapan ICT dalam pembelajaran menjadi sarana strategis untuk membentuk peserta didik yang mampu berpikir kritis, berkolaborasi, berkomunikasi efektif, serta menggunakan teknologi secara bijak di era digital.

Terakhir, ICT berperan besar dalam meningkatkan profesionalisme guru. Melalui berbagai pelatihan, webinar, dan komunitas belajar daring, guru dapat terus mengembangkan kompetensinya di bidang pedagogik dan teknologi. ICT juga memudahkan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran seperti RPP digital, modul ajar, serta laporan hasil belajar siswa. Dengan demikian, guru menjadi lebih adaptif terhadap perubahan zaman dan mampu menghadirkan pembelajaran yang inovatif, relevan, serta bermakna bagi peserta didik di era digital.

Secara keseluruhan, pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dalam pembelajaran di pendidikan dasar membawa dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan. ICT tidak hanya berperan sebagai alat bantu, tetapi juga menjadi sarana strategis untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan berpusat pada peserta didik. Melalui integrasi ICT, guru dapat mengajar dengan lebih efektif, siswa menjadi lebih termotivasi dan mandiri, serta proses pembelajaran menjadi lebih inklusif dan relevan dengan perkembangan zaman. Dengan demikian, penerapan ICT secara optimal akan mendukung terwujudnya generasi muda yang cakap teknologi, kreatif, berpikir kritis, dan memiliki karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

3. Contoh Aplikasi ICT dalam Pembelajaran di Pendidikan Dasar

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dalam pembelajaran di jenjang pendidikan dasar telah membawa perubahan signifikan terhadap cara guru mengajar dan siswa belajar. Melalui berbagai aplikasi dan platform digital, proses pembelajaran menjadi lebih menarik, interaktif, dan mudah diakses kapan saja.

Salah satu contoh penerapan ICT adalah penggunaan media pembelajaran digital seperti PowerPoint interaktif, video edukatif, dan animasi pembelajaran. Media ini membantu guru menjelaskan konsep yang abstrak menjadi lebih konkret dan mudah dipahami siswa. Misalnya, dalam pelajaran IPA, guru dapat menggunakan video eksperimen atau simulasi untuk memperlihatkan proses terjadinya perubahan wujud benda atau siklus air.

Selain itu, platform pembelajaran daring seperti Google Classroom, Microsoft Teams, atau Canva for Education juga banyak dimanfaatkan untuk memberikan tugas, berbagi materi, dan menilai hasil kerja siswa secara digital. Melalui platform ini, komunikasi antara guru dan peserta didik menjadi lebih efisien dan dapat dilakukan di luar jam tatap muka.

ICT juga berperan dalam meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa. Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan interaktif melalui aplikasi seperti Kahoot, Quizizz, dan Wordwall yang menerapkan konsep gamification, yaitu pembelajaran berbasis permainan. Dengan suasana belajar yang menyenangkan, siswa lebih aktif, antusias, dan termotivasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar. Penerapan ICT melalui konsep gamification membuat proses belajar lebih menarik dan interaktif, sehingga mampu meningkatkan motivasi, keterlibatan, serta semangat belajar siswa di kelas.

Lebih lanjut, penggunaan internet sebagai sumber belajar membuka kesempatan bagi siswa untuk mencari informasi secara mandiri. Guru dapat membimbing mereka untuk mengakses situs pendidikan, ensiklopedia digital, atau video pembelajaran dari platform seperti YouTube Edu dan Rumah Belajar Kemendikbud.

Dengan berbagai contoh penerapan tersebut, ICT tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu, tetapi juga sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan literasi digital. Hal ini sejalan dengan tujuan Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berpusat pada siswa dan penguatan karakter Profil Pelajar Pancasila.

4. Strategi Optimalisasi Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran di Pendidikan Dasar

Untuk memaksimalkan potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dalam pembelajaran, diperlukan strategi yang terencana dan sistematis agar pemanfaatannya benar-benar berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan. Menurut Purba, dkk., “Metode pelatihan melibatkan pendekatan partisipatif melalui workshop, pendampingan, dan praktik langsung menggunakan berbagai platform dan aplikasi digital yang relevan dengan pembelajaran. Oleh karena itu, pelatihan guru berkelanjutan menjadi kunci utama dalam membangun kompetensi digital tenaga pendidik.

Penyediaan infrastruktur yang memadai juga menjadi faktor penting. Penelitian menunjukkan bahwa tanpa perangkat dan jaringan yang andal, pemanfaatan ICT dalam pendidikan akan menemui banyak hambatan, terutama di daerah yang belum terjangkau fasilitas digital.

Integrasi ICT dalam Kurikulum Merdeka harus dilakukan secara menyeluruh. ICT tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu, tetapi juga menjadi bagian integral dari pembelajaran tematik yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, berkolaborasi, dan mandiri dalam mengeksplorasi pengetahuan. Hal ini sejalan dengan gagasan bahwa guru perlu mengembangkan kompetensi pedagogik digital agar dapat menyesuaikan strategi pembelajaran di era teknologi. Dengan demikian, integrasi ICT dalam Kurikulum Merdeka menjadi langkah penting untuk menciptakan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan zaman, di mana guru berperan sebagai fasilitator digital yang membantu siswa belajar secara aktif, kritis, dan mandiri.

Terakhir, penting untuk menumbuhkan pembiasaan etika digital di kalangan peserta didik. Seperti yang dikemukakan oleh Ainia, etika digital memiliki peran terhadap upaya penguatan pendidikan karakter di era digital. Penggunaan teknologi perlu dibarengi dengan nilai-nilai tanggung jawab, kesadaran, dan sikap positif agar siswa mampu menggunakan teknologi secara sehat, aman, dan produktif dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembiasaan etika digital menjadi fondasi penting dalam membentuk karakter peserta didik agar mampu memanfaatkan teknologi secara bijak, bertanggung jawab, dan beretika di era digital.

Dengan menerapkan keempat strategi tersebut secara konsisten, potensi ICT dalam dunia pendidikan dapat dimaksimalkan guna menciptakan pembelajaran yang inovatif, inklusif, dan relevan dengan tuntutan zaman.

KESIMPULAN

Era Revolusi Industri 5.0 menandai pergeseran paradigma dari sekadar digitalisasi menuju kolaborasi antara teknologi canggih dan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam konteks pendidikan dasar, hal ini menuntut peran guru tidak hanya sebagai penyampai pengetahuan, tetapi juga sebagai fasilitator pembelajaran yang mampu mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) secara efektif sambil tetap memperhatikan aspek sosial, emosional, dan karakter peserta didik.

Pemanfaatan ICT di sekolah dasar mencakup berbagai aspek penting, seperti media pembelajaran, sumber belajar, alat manajemen pembelajaran, serta sarana komunikasi dan kolaborasi. Keempat aspek ini saling mendukung dalam menciptakan proses pembelajaran yang interaktif, fleksibel, dan berpusat pada peserta didik. Melalui penerapan ICT, pembelajaran menjadi lebih menarik, efisien, serta mampu menumbuhkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan literasi digital.

Manfaat ICT dalam pembelajaran tidak hanya dirasakan oleh peserta didik, tetapi juga oleh guru. Bagi siswa, ICT membantu meningkatkan motivasi, partisipasi, dan kemandirian belajar. Bagi guru, teknologi menjadi sarana profesionalisasi yang mendukung inovasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Dengan demikian, ICT tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu teknis, tetapi juga sebagai instrumen strategis untuk memperkuat kualitas pendidikan dan membentuk profil pelajar Pancasila yang adaptif terhadap perkembangan global.

Agar pemanfaatan ICT berjalan optimal, diperlukan strategi yang komprehensif, meliputi peningkatan kompetensi digital guru melalui pelatihan berkelanjutan, penyediaan infrastruktur pendidikan yang memadai, integrasi ICT dalam kurikulum, serta penanaman etika digital pada peserta didik. Dengan penerapan strategi tersebut, ICT dapat berperan nyata dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif, inklusif, dan humanis, sesuai dengan semangat Revolusi Industri 5.0 dan arah pendidikan masa depan Indonesia.

Referensi

  • Ainia, Dela Khoirul Ainia. “Peran Etika Digital Dalam Upaya Penguatan Pendidikan Karakter Di Era Digital.” Pakar Pendidikan 22, no. 2 (2024): 142–50. https://doi.org/10.24036/pakar.v22i2.528.
  • Haris Budiman. “Peran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pendidikan.” Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam 8, no. 1 (2017): 31–43. https://shorturl.at/lwviN.
  • Makmuri, Muhammad. “Pengembangan Keterampilan Abad 21 Dalam Pembelajaran ( Critical Thinking , Creativity , Communication Dan Collaboration ).” Albahru: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam 3, no. 2 (2024): 191–98. https://jurnal.mgmp-paikepri.org/index.php/albahru/article/view/50/42.
  • Purba, Rudiarman, Christian Neni Purba, Vita Riahni Saragih, Immanuel Douglass Silitonga, Radode Kristianto Simarmata, Benjamin A Simamora, Asima Rohana Sinaga, Tiarma Intan Marpaung, and Taruli Siahaan. “Pelatihan Literasi Digital Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Di SMP Swasta Surya Pematangsiantar.” Bernas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 6, no. 1 (2025): 738–43. https://doi.org/10.31949/jb.v6i1.11153.
  • Riyadi Hs, Dedi Eko, and Qurrotul A’yun Sufyan. “Pentingnya Pedagogik Digital Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Bahasa Indonesia Di Abad Ke-21.” Sulawesi Tenggara Educational Journal 4, no. 3 (2024): 194–202. https://doi.org/10.54297/seduj.v4i3.843.
  • Setyaningsih, Wahyu Dwi, and Syarip Hidayat. “Analisis Penggunaan Aplikasi Google Classroom Sebagai Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa.” Pedadidaktika: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar 12, no. 3 (2025): 397–412.
  • Wibowo, Agus. Revolusi Industri 4.0 Dan Society 5.0. Edited by Joseph Teguh Santoso. Penerbit Yayasan Prima Agus Teknik. Semarang, 2023. https://penerbit.stekom.ac.id/index.php/yayasanpat/article/view/457.