Kamis, 21 November 2024 Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan
Telepon
(0634) 22080
E-Mail
pascasarjana@uinsyahada.ac.id
Alamat
Jl. T. Rizal Nurdin, Km. 4,5 Sihitang, Padangsidimpuan
Anjuran Pengucapan Salam dalam Perspektif Agama Islam – Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan

Anjuran Pengucapan Salam dalam Perspektif Agama Islam

Penulis : Muhammad Yusup Hasibuan (2450400014)
 



Sekian juta jiwa manusia berada di dunia ini, khususnya yang ada di Indonesia. Dengan memiliki banyak ragam corak yang berbeda mulai dari Agama, Suku, Budaya, Ras dan Kepercayaan. Hal ini dapat terkumpul dan bersatu dalam skala negara, yang berlandaskan Bhineka Tunggal Ika, berartikan berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Masing-masing memiliki adat/kebiasaan tersendiri mulai dari segi ibadah, suku bahkan budaya.

Islam adalah salah satu agama resmi yang diakui segala penjuru dunia, terkhusus dalam negara Indonesia. Dalam ajaran agama Islam memiliki pedoman atau landasan berdasarkan Al-qur’an dan Hadis Nabi. Mayoritas Penduduk agama Islam dalam skala negara Indonesia mencapai 87,08%, dalam hal ini mengacu bahwa banyaknya jumlah yang beragama Islam. Ajaran Islam terdapat dalam Al-qur’an dan Hadis sebagai bahan acuan mulai dari hal yang terkecil sampai yang besar memberikan ajaran atau nilai yang positif untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengucapan salam dalam ajaran agama Islam sangatlah dianjurkan, khususnya antara sesama Muslim ketika bertemu, hal merupakan bagian dari simbol atau bentuk doa kepada saudara, juga sebagai topik diawal dalam pembicaraan baik dalam pidato, kata sambutan, arahan serta pemberian nasehat. Bapak Prabowo Subianto, Presiden RI ketika membuka diawal sambutanya memberikan salam pembukaan dalam bentuk salam umat Islam “Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” yang berartikan keselamatan, rahmat dan keberkahan atas kalian. Namun ketika salam pada sambutannya juga memberikan salam penghormatan yang membunyikan salam agama lain, seperti agama Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.

Islam menegaskan bahwa adanya larangan dalam mengikuti ajaran agama lain, yang berartikan melintas dalam agama selain Islam. Muslim yang mengikuti agama lain akan memberikan bentuk dan symbol yang sama sehingga tidak dapat dibedakan dalam agama yang di antut. “Jangan Memulai dengan Salam Terhadap Agama Yahudi dan Nasrani” Sabda nabi SAW yang menandakan bahwa adanya larangan terhadap agama Islam yang meyakini terhadap ajaran agama lain.

Dalam perspektif ajaran agama Islam tujuan dalam pemberian salam adalah:

  1. Dapat membangun rasa persaudaraan
    Misalnya adanya pertemuan satu sama salin ketika hendak bertemu dimulai dengan ucapan salam, secara tidak langsung sudah membangun rasa persaudaran yang semakin dekat, walaupun hanya baru pertama kali dalam berjumpa, baik di ketika masuk kedalam rumah maupun sedang diluar.
  2. Dapat membangun komunikasi diawal pertemuan
    Misalnya ketika memulai dalam pembicaraan baik dalam kata sambutan, ceramah atau diskusi. Dibuka dengan salam akan menghidupkan suasana terhadap oramg lain, sehingga adanya respon dalam memulai pembicaraan yang diawali dengan salam maka adanya sahutan kembali terhadap mereka yang mendengarkan.
  3. Menimbulkan rasa cinta dan kasih sayang
    Hal ini secara alam sadar kita akan memberikan rasa yang sangat berbekas terhadap lawan bicara kita, ketika hendak dimulai dengan salam, secara arti sudah mendoakan agar mendapatkan kebaikan, rahmat dan keberkahan.
  4. Sebagai simbol dan identitas Islam
    Mayoritas penganut agama Islam khususnya yang dalam ajarannya sangat dianjurkan agar mengamalkan salam terhadap orang lain, yang menandakan sebagai saudara seiman dan seaqidah, sehingga setiap pertemuan dimulai dengan salam dan diakhiri dengan salam juga sebelum berpisah satu sama lain.
  5. Sunnah Nabi
    Dalam pandangan agama Islam salam merupakan anjuran dari Nabi SAW yang menandakan adanya rasa cinta dan kasih sayang, sehingga mengikuti ajaran dan anjurannya. Sebagai umatnya mestinya mengikuti segala apa yang menjadi anjuran Nabi SAW.

Namun realitanya dilapangan saat ini sangat berbeda dengan anjuran Nabi SAW, sehingga menjadi masalah yang sering dihadapi. Seorang Islam sering lupa ketika hendak bertemu satu sama lain tidak mengucapkan salam, ketika hendak berpisah juga lebih banyak dan sering diabaikan para muslim.

Dalam pengucapan salam juga memberikan anjuran yang tepat dan tempat ketika hendak diucapkan misalnya dilarang mengucapkan salam di kamar mandi atau WC, dilarang menjawab salam orang yang sedang sholat. Dilarang mengucapkan salam kepada umat selain Muslim.

Pengucapan salam berbeda dalam setiap agama yang dianut, ajaran Islam tidak diperbolehkan mengucapkan salam terhadap agama selain Islam, atau sebaliknya tidak diperbolehkan seorang muslim mengucapkan salam yang melafazkan salam agama selain Islam. Hal ini menandakan bahwa tidak ada simbol yang dianut seorang muslim, yang menjadikan bahwa kita mengikuti ajaran dan aliran mereka, sehingga menjadi larangan dalam ajaran Islam.

Marilah kita berpacu untuk mengamalkan salam sesuai dengan ajaran dan anjuran Nabi SAW, kemudian dapat mengaplikasikan kepada teman dan saudara baik ketika hendak bersua, berpisah, hendak memulai diskusi, musyawarah, kata sambutan dan dalam kegiatan lainnya. Sehingga kita mendapatkan keberkahan, rahmat dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.